PROFIL DESA




A.           Kondisi Umum Desa

Pentingnya memahami kondisi Desa untuk mengetahui kaitannya dengan perencanaan dengan muatan pendukung dan permasalahan yang ada memberikan arti penting Keputusan Pembangunan sebagai langkah pendayagunaan serta penyelesaian masalah yang timbul di masyarakat.

Desa Kedungdowo merupakan salah satu Desa dari 16 Desa yang ada di Kecamatan Andong yang terletak kurang lebih 2 km kearah Timur dari Kecamatan Andong, Desa Kedungdowo mempunyai wilayah seluas : 295.569 ha dengan jumlah penduduk : ± 3.368 dengan jumlah Kepala Keluarga : ± 1.168 dengan Batas – batas wilayah sbb :

 

Sebelah Utara

Desa Pranggong

Sebelah Timur

Wilayah Kabupaten Sragen

Sebelah Selatan

Desa Senggrong

Sebelah Barat

Desa Kacangan

 

Iklim Desa Kedungdowo sebagaimana desa –desa lain di wilayah Indonesia mempunyai Iklim Kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Kedungdowo, dan pada sampai saat ini juga tidak ketinggalan dibanding dengan kondisi desa-desa yang lain.

 

1.  Sejarah Desa

Berdirinya Desa Kedungdowo tidak terlepas dari Kraton Surakarta Hadiningrat pada masa Periode ke IV yaitu dikenal Pangeran Sambernyowo (Jalmo Moro mati sato moro sato mati). Pangeran tersebut punya anak buah yang bernama Kyai Dul Jalal Awal, beliau adalah Penghulu Kraton. Kyai Dul Jalal Awal tersebut mengembangkan Misi Dakwah Islamiyah, beliau melanglang buana ke arah utara dan beliau menetap atau bertempat tinggal di suatu Hutan yang pada waktu itu dinamakan Alas Jogo Paten.

Pada suatu pagi hari, Kyai Dul Jalal Awal mengumandangkan Adzan Subuh sampai terdengar oleh Ratu Samber Nyowo. Padahal saat itu belum ada sama sekali alat elektronik/Pengeras suara. Atas izin Allah SWT, akhirnya Ratu Samber Nyowo mengijinkan Kyai Dul Jalal Awal bertempat tinggal di Alas Jogo Paten tersebut. Pada akhirnya tempat tersebut menjelma menjadi Dukuh Kalioso Kabupaten Karanganyar.

Dari sini kemudian Kyai Dul Jalal Awal memiliki istri dan berkeluarga yang melahirkan anak pertama yang bernama Kyai Rusdi. Setelah Kyai Rusdi dewasa, beliau meneruskan Visi dan Misi Dakwah orang tuanya. Beliau mengembangkan syiar Agama Islam ke wilayah Utara tepatnya bersinggah di Jatisari. Pada saat itu beliau masih bujang dan disinilah beliau menikah dengan  salah satu wanita Jatisari yang bernama Nyai Sahdilah. Kebetulan Nyai Sahdilah tersebut merupakan anak dari sesepuh Jatisari yaitu Kyai Singgo Manggolo. Dari Kyai Rusdi dan Nyai Sahdilah ini berkembanglah syiar Islam di wilayah utara tepatnya di Dukuh Jatisari dan sekitarnya.

   Sehubungan dengan warga masyarakat di wilayah Jatisari dan sekitarnya ada beberapa Dukuh antara lain Kedungdowo, Kedungori, Tempursari, Kadirno, Kedunglengkong, Banyurip, Tangkil, Belik, Wonosari, maka dari masing-masing dukuh tersebut saling bermusyawarah ingin membentuk suatu Sentral Pemerintahan dengan sangat kebetulan menunjuk nama seseorang yang pantas menjadi Pemimpin/Lurah di Desa, yaitu Reso Wijoyo pada tahun 1932.

Sehubungan beliau merupakan orang dari Dukuh Kedungdowo maka nama dukuhnya dipakai sebagai nama desa yaitu Desa Kedungdowo. Disebut dengan nama Kedungdowo dikarenakan faktor Geografis Desa Kedungdowo yang dikelilingi oleh Sungai, sehingga dari musyawarah para Tokoh disepakati nama Desa Kedungdowo sampai sekarang. Pada saat itu terjadilah pasang surut kepemimpinan, kemudian para tokoh desa sepakat untuk mendirikan Balai Desa maka diputuskan di Dukuh Kedungori karena wilayahnya yang strategis. Kebetulan saat itu yang menjabat Kepala Desa yaitu Bapak H. Ramto Sastro yang merupakan Kepala Desa Kedungdowo kedua. Beliau mewakafkan sebagian tanahnya yang berupa Pekarangan untuk didirikan Balai Desa Kedungdowo.

Adapun Desa Kedungdowo dibagi menjadi 4 ( empat ) dusun, yaitu :

a.    Dusun Kedungori

b.    Dusun Kedung Lengkong

c.    Dusun Jatisari

d.    Dusun Kedungdowo


Para pejabat Kepala Desa Kedungdowo semenjak berdirinya Desa Kedungdowo adalah sebagai Berikut :

NO

NAMA

MASA JABATAN

KETERANGAN

1.

Reso Wijoyo

Periode tahun 1932 s/d 1959

Kepala Desa  Pertama

2.

Ramto Sastro

Periode tahun 1959 s/d 1987

Kepala Desa  Kedua

3.

Marto Sutomo

Periode tahun 1987 s/d 1992

Kepala Desa  Ketiga

4.

Yuwaningsih

Periode tahun 1992 s/d 1997

Kepala Desa  Keempat

5.

Marno

Periode tahun 1997 s/d 2007

Kepala Desa  Kelima

6.

Marno

Periode tahun 2007 s/d 2013

Kepala Desa  Keenam

7.

Suyadi

Periode tahun 2013 s/d 2019

Kepala Desa Ketujuh

8.

Suyadi

Periode tahun 2019 s/d sekarang

Kepala Desa Kedelapan

 

 

 

 

 

 

 











2.      Demografi

Desa Kedungdowo terdiri dari 4 dusun dengan jumlah penduduk sebesar 3.368  jiwa merupakan salah satu dari 16 desa di Kecamatan Andong. 

Batas Wilayah Desa Kedungdowo Kecamatan Andong sebagai berikut 

1. Sebelah Utara      : berbatasan dengan Desa Pranggong

2. Sebelah Timur     : berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Sragen

3. Sebelah Selatan   : berbatasan dengan Desa Senggrong

4. Sebelah Barat      : berbatasan dengan Desa Kacangan    

        Jarak tempuh ke Ibu Kota Propinsi                 : 90 Km

        Jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten             : 35 Km

                 Jarak tempuh ke Ibu Kota Kecamatan             :    2 Km

Jumlah penduduk Desa Kedungdowo pada tahun 2019 mencapai 3.368 jiwa terdiri dari Laki-Laki 1.765 jiwa dan Perempuan 1.603 jiwa dengan 1.168 KK. Adapun rincian tersebut sebagai berikut:

a.        Jumlah Penduduk menurut golongan umur

Data ini bermanfaat untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk dan mengetahui jumlah angkatan kerja yang ada. Data penduduk menurut golongan umur di Desa Kedungdowo dapat dilihat pada Tabel berikut. dibawah ini :

    

Golongan Umur

Jumlah Penduduk

Jumlah

Keterangan

L

P

0 Bln 4 Thn

91

102

193

 

5 Thn 9 Thn

134

97

231

 

10 Thn 14 Thn

121

117

238

 

15 Thn 19 Thn

126

112

238

 

20 Thn 24 Thn

164

144

308

 

25 Thn 29 Thn

132

92

224

 

30 Thn 34 Thn

118

106

224

 

35 Thn 39 Thn

126

109

235

 

40 Thn 44 Thn

107

96

203

 

45 Thn 49 Thn

106

107

213

 

50 Thn 54 Thn

126

103

229

 

55 Thn – 59 Thn

113

102

215

 

60 Tahun keatas

301

316

617

 

JUMLAH

1.765

1.603

3.368

 


b.        Jumlah Penduduk menurut Agama Ditinjau dari segi agama dan kepercayaan masyarakat Desa Kedungdowo mayoritas beragama Islam, dengan rincian data sebagai berikut :

·      Islam             :     3.362         Orang

·      Kristen          :            6         Orang

·      Katolik          :                       Orang

·      Hindu            :                       Orang

c.         Jumlah Penduduk menurut tingkat pendidikan 

     Tingkat pendidikan berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia. Proses pembangunan Desa akan berjalan dengan lancar apabila masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Akses untuk mendapatkan pendidikan jauh lebih mudah karena jarak tempat pendidikan baik tingkat SD sampai SMA dekat dengan pemukiman warga, akan tetapi kalau dilihat dari data statistik masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat merupakan suatu permasalahan yang harus segera dipecahkan terutama dalam membangun kesadaran masyarakat akan arti pentingya pendidikan. Data penduduk menurut tingkat pendidikannya dapat dilihat pada Tabel berikut berikut:

No

Tingkat Pendidikan

Jumlah Penduduk

Ket

1

Belum/Tidak/Sudah Tidak Sekolah

968

 

2

SD

1.024

 

3

SLTP

626

 

4

SLTA / SMK

691

 

5

Perguruan Tinggi

61

 

 

d.        Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian

Mata pencaharian penduduk di Desa Kedungdowo sebagian besar masih berada di sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam bidang ekonomi masyarakat. Data menurut mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada Tabel  berikut ini :

No

Mata Pencaharian

Jumlah Penduduk

Ket

1

Petani

451

 

2

Pegawai Negeri

17

 

3

Pensiunan

25

 

4

Perdagangan

53

 

5

Buruh Tani

415

 

6

Karyawan Swasta

511

 

7

Buruh Harian Lepas

50

 

8

Wiraswasta

422

 

9

Lain-lain

56

 

3.         Keadaan Sosial

Mayoritas mata pencarian penduduk Desa Kedungdowo bergerak dibidang pertanian. Permasalahan yang sering muncul berkaitan dengan mata pencaharian penduduk adalah tersedianya lapangan pekerjaan yang kurang memadai dengan perkembangan penduduk sebagaimana tertuang dalam perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Boyolali. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembangunan desa adalah melakukan usaha perluasan kesempatan kerja dengan melakukan penguatan usaha kecil pemberian kredit sebagai modal untuk pengembangan usaha khususnya di bidang perdagangan.

Tingkat angka kemiskinan Desa Kedungdowo yang masih tinggi menjadikan Desa Senggrong Kedungdowo harus bisa mencari peluang lain yang bisa menunjang peningkatan taraf ekonomi  bagi masyarakat. Banyaknya kegiatan Ormas di Desa Kedungdowo seperti Remaja Masjid, Karang Taruna, Jam’iyah Yasin, Tahlil, PKK Dharmawanita, Posyandu, Kelompok Arisan, Kelompok tani merupakan aset desa yang bermanfaat untuk dijadikan media penyampaian informasi dalam setiap proses pembangunan desa pada masyarakat.

 

KESEJAHTERAAN WARGA

No

Uraian

Jumlah

1.

2.

3.

4.

Jumlah Penduduk Sangat Miskin

Jumlah penduduk miskin

Jumlah penduduk sedang

Jumlah penduduk kaya

-

547

389

90

KK

KK

KK

KK

 

 

PENGANGGURAN

No

Uraian

Keterangan

1

Jumlah penduduk usia 15 s/d 55 yang belum bekerja

 408 orang

2

Jumlah angkatan kerja usia 15 s/d 55 tahun

  2010 orang

 

FASILITAS PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

No.

Jenis Fasilitas Pendidikan

Jumlah

No.

Jenis Fasilitas Kesehatan

Jumlah

1.

Gedung TK/PAUD

2

1.

Polindes

1

2.

Gedung SD/MI

3

2.

Posyandu Balita

4

3.

Gedung SLTP

-

3.

Posyandu Lansia

4

4.

Gedung SLTA

-

 

 

 

 

 

4.         Keadaan Ekonomi 

Kekayaan Sumber Daya Alam  yang ada di Desa Kedungdowo amat sangat mendukung baik dari segi pengembangan ekonomi maupun sosial budaya.

Pendapatan desa merupakan jumlah keseluruhan penerimaan desa yang dibukukan dalam APBDes setiap tahun anggaran.  Menurut Peraturan Desa Kedungdowo Nomor 2 Tahun 2019 bahwa Sumber Pendapatan Desa :

1.        Sumber Pendapatan Desa

a.    Pendapatan asli desa terdiri dari hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan   partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;

b.    Bagi hasil pajak daerah kabupaten untuk desa dan dari retribusi kabupaten sebagian diperuntukkan bagi desa yang merupakan pembagian untuk setiap desa secara proporsional;

c.    Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten untuk desa yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa;

d.    Bantuan keuangan dari pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan urusan Pemerintah;

e.    Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

2.        Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah  sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d disalurkan melalui kas desa;

3.        Sumber Pendapatan Desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh  Desa tidak dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah.

Adapun  Kekayaan desa terdiri dari :

             a.   Tanah kas desa

             b.   Bangunan desa yang dikelola desa

             c.   Lain-lain kekayaan milik desa

Desa Kedungdowo sebagaian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani yang mayoritas memeluk agama Islam dan juga memiliki kepatuhan terhadap adat dan tradisi.

 

5.         Prasarana dan Sarana Desa

Pembangunan masyarakat desa  diharapkan bersumber pada diri sendiri (kemandirian) dan perkembangan pembangunan harus berdampak pada perubahan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang agar dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa menjadi lebih baik.

a.         Prasarana kesehatan :

Ø  Posyandu                                          : 5 unit

Ø  Bidan Desa                                       : 1 orang

 

b.        Prasarana Pendidikan

Ø  PAUD / TK                                       : 2   unit

Ø  SD / MI                                             : 3   unit

Ø  SLTP / MTs                                      : -   unit

Ø  SLTA / MA                                      : -   unit

Ø  TPA / TPQ                                        : 3  unit

c.         Prasarana Umum lainnya

Ø  Tempat Ibadah                                 : 20 unit

Ø  Lapangan Olah raga                          :   4 unit  

Pengelolaan sarana dan prasana merupakan Tahap keberlanjutan dimulai dengan proses penyiapan masyarakat agar mampu melanjutkan pengelolaan program pembangunan secara mandiri. Proses penyiapan ini membutuhkan keterlibatan masyarakat, agar masyarakat mampu menghasilkan keputusan pembangunan yang rasional dan adil serta semakin sadar akan hak dan kewajibannya dalam pembangunan, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan mampu mengelola berbagai potensi sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.

Hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kesuksesan tahap ini adalah:

a.        Swadaya masyarakat merupakan faktor utama penggerak proses pembangunan,

b.    Perencanaan secara partisipatif, terbuka dan demokratis sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat dalam merencanakan kegiatan pembangunan dan masyarakat mampu membangun kemitraan dengan berbagai pihak untuk menggalang berbagai sumber daya dalam rangka melaksanakan proses pembangunan,

c. Kapasitas pemerintahan daerah meningkat sehingga lebih tanggap dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain dengan menyediakan dana dan pendampingan.

Keberadaan fasilitator/konsultan atas permintaan dari masyarakat atau pemerintah daerah sesuai keahlian yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam merencanakan kegiatan pembangunan agar masyarakat mampu membangun kemitraan dengan berbagai pihak untuk menggalang berbagai sumber daya dalam rangka melaksanakan proses pembangunan.


Komentar